Jumat, 23 Januari 2009

KECAMATAN BELITANG III

I.
Luas dan Batas Wilayah
Secara administratif Kecamatan Belitang III terdiri dari 16 buah desa dengan luas wilayah sekitar 153,59 Km2. Jika dilihat dari luas setiap desa yang terdapat di Kecamatan Belitang III, maka desa yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Desa Karya Makmur (dengan luas wilayah 20,65 Km2), sedangkan Desa Nusa Tenggara merupakan desa yang memiliki luas wilayah terkecil (yaitu 3,28 Km2). keadaan topografi Kecamatan Belitang III meliputi 81,27 persen tanah datar, 12,42 persen tanah berbukit-bukit dan sisanya yaitu 6,31 persen merupakan daerah rawa-rawa
Adapun Jarak Kecamatan Belitang III ke Ibukota Kabupaten (Kota Martapura) sekitar 60 Km, dengan batas-batas Kecamatan Belitang III adalah sebagai berikut: :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Belitang II;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Lampung;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI);
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Belitang I.
II.
Pemerintahan
Wilayah pemerintahan Kecamatan Belitang III meliputi 16 desa, dimana dari seluruh desa yang ada masih berstatus desa dan belum satupun yang berstatus kelurahan. Dari seluruh desa tersebut, terdapat 154 orang perangkat desa, 51 orang kepala dusun, 183 orang rukun tetangga dan 126 orang anggota BPD. Adapun desa yang termasuk wilayah Pemerintahan Kecamatan Belitang III adalah sebagai berikut :
1. Desa Karsa Jaya 7. Desa Nusaraya 13. Desa Nusa Maju
2. Desa Windusari 8. Desa Nusa Bali 14. Desa Nusa Agung
3. Desa Karya Makmur 9. Desa Nusa Bakti 15. Desa Nusa Jaya
4. Desa Tri Karya 10. Desa Senu Marga 16. Desa Nusa Tenggara
5. Desa Nusa Tunggal 11. Desa Karang Sari
6. Desa Kuto sari 12. Desa Sukanegara
III.
Penduduk
Pada tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan Belitang III berjumlah 34.907 jiwa, dengan komposisi 18.169 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 16.738 jiwa berjenis kelamin perempuan. dengan demikian penduduk Kecamatan Belitang III lebih banyak yang laki-laki daripada yang perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayahnya dapatlah diketahui rata-rata kepadatan penduduk kecamatan Belitang III yaitu 227,27 jiwa setiap Ha. Desa Sukanegara merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu 5.549 jiwa. Sedangkan desa yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Desa Senumarga dengan jumlah penduduk sebanyak 771 jiwa.
IV.
Sarana Pendidikan dan Kesehatan dan Tempat Ibadah
Jumlah Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Belitang III pada tahun 2006 berjumlah 28 unit sekolah yang seluruhnya adalah sekolah dasar negeri/inpres. Keseluruhan sekolah dasar tersebut menyebar di hampir setiap desa, dengan total murid SD negeri/inpres sebanyak 4.203 siswa dan keseluruhan tenaga pengajar (guru) SD negeri/inpres sebanyak 291 orang. Sementara jumlah SLTP di Kecamatan Belitang III ada sebanyak 2 unit sekolah dan jumlah SLTA/SMU berjumlah 2 unit sekolah. Adapun keseluruhan siswa SLTP sebanyak 1.010 siswa dan jumlah siswa SLTA/SMU sebanyak 741 siswa, yang diasuh oleh 40 guru SLTP dan 20 guru SLTA/SMU. Selain itu, terdapat pula 3 madrasah ibtidaiyah dan 1 madrasah tsanawiyah.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Belitang III meliputi 2 puskesmas 3 puskesmas pembantu, 14 klinik bersalin dan 57 posyandu. Sedangkan tenaga kesehatan meliputi 2 orang dokter, 7 orang perawat dan 19 orang bidan desa. Jika dilihat dari banyaknya penduduk yang tersebar pada 16 desa di Kecamatan Belitang III, maka ketersediaan fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan tersebut masih belum memadai. Sementara untuk tempat ibadah pemeluk agama DI Kecamatan Belitang III sudah terdapat 35 masjid, 126 langgar/musholla, 10 gereja dan 9 Pura/Vihara yang tersebar di 16 desa.
V.
Potensi Kecamatan
Kecamatan Belitang III merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) yang berpotensi sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pemanfaatan tanah di Kecamatan Belitang III pada umumnya digunakan untuk pertanian padi (sawah), palawija, sayuran, hortikultura dan perkebunan rakyat. Selain itu, dalam kecamatan Belitang III juga memilki potensi peternakan besar maupun unggas.
Pada tahun 2006, semua tanah sawah yang terdapat di dalam Kecamatan Belitang III telah diusahakan, yaitu seluas 1.884 Ha. Seluas 916 Ha tanah sawah merupakan kategori sawah tadah hujan dan seluas 968 Ha tanah sawah di Kecamatan Belitang III telah menggunakan irigasi tehnis. Selain tanah sawah, di Kecamatan Belitang III juga terdapat tanah kering yang sebagian besar digunakan sebagai kebun/perkebunan, yaitu seluas 9.896 Ha. Luas perkebunan terbesar berada di Desa Windusari, yaitu sekitar 17,42 persen dari keseluruhan luas perkebunan yang berada di Kecamatan Belitang III. Selain digunakan sebagai lahan perkebunan, tanah kering yang terdapat di Kecamatan Belitang III digunakan pula untuk membangun tempat pemukiman penduduk dengan keseluruhan luas lahan kering yang digunakan untuk pemukiman/bangunan sekitar 3.292 Ha dan luas tanah kering yang dimanfaatkan selain untuk lahan perkebunan dan pemukiman seluas 277 Ha.
VI.
Industri dan Listrik dan Perdagangan
Pada tahun 2006, jumlah keseluruhan industri yang terdapat dalam Kecamatan Belitang III ada sebanyak 58 usaha dan mampu menyerap 70 orang tenaga kerja. Industri itu tersebar di tiap desa dalam Kecamatan Belitang III kecuali desa Nusa Agung dan Nusa Tenggara yang belum memiliki industri kerajinan rumah tangga. Dilihat dari jenis usaha yang terdapat dalam Kecamatan Belitang III, jumlah usaha reparasi (bengkel) mobil pada tahun 2006 berjumlah 3 usaha, Bengkel sepeda motor berjumlah 34 usaha, bengkel sepeda sebanyak 24 usaha, 14 usaha tukang cukur, 33 usaha tukang jahit, tukang photo sebanyak 5 usaha dan 9 usaha salon kecantikan
Sementara kebutuhan listrik di Kecamatan Belitang III sebagaian besar dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian lagi masih disuplai oleh perusahaan-perusahaan non PLN. Sampai dengan tahun 2006, telah terdapat 4.723 rumah tangga di Kecamatan Belitang III yang menggunakan listrik PLN dan masih ada sebanyak 1.590 rumah tangga pengguna listrik non PLN.
Sektor perdagangan di Kecamatan Belitang III pada tahun 2006 memperlihatkan telah adanya geliat yang semakin menggembirakan, salah satu fakta yang mengindikasikan hal tersebut yaitu telah terdapatnya 10 lokasi perdagangan dalam bentuk pasar kalangan yang tersebar di hamper semua desa dalam Kecamatan Belitang III. Kalangan adalah sejenis pasar yang hanya aktif pada hari-hari tertentu saja dalam setiap minggunya. Hal lain yang mengindikasikan semakin majunya sektor perdagangan di Kecamatan Belitang III pada tahun 2006 yaitu sudah adanya 4 usaha besar, 245 usaha kecil/eceran dengan tempat tetap. Selain itu kehadiran lembaga keuangan di suatu daerah, baik dalam bentuk lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan bukan bank (KUD dan koperasi non-KUD) diharapkan mampu menjadi mitra yang baik bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai kendala usaha, sehingga pada akhirnya diyakini akan lebih mampu memacu peningkatan perekonomian masyarakat dan tentu saja akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi daerah. Pada tahun 2006, Kecamatan Belitang III telah memiliki 33 lembaga keuangan dalam bentuk koperasi, baik koperasi KUD maupun non KUD yang tersebar di seluruh desa dalam kecamatan Belitang III. Dari 33 koperasi tersebut hanya 3 yang merupakan Koperasi Unit Desa. Yang sangat disayangkan adalah belum adanya lembaga keuangan berbentuk Bank dalam wilayah kecamatan Belitang III.
VII.
Sarana Jalan dan Angkutan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian suatu daerah. Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan, maka mobilitas penduduk, barang dan jasa akan semakin tinggi, hal ini akan mengakibatkan tumbuhnya sektor-sektor ekonomi pendukung, yang secara otomatis akan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Pada tahun 2006, sebagian besar jalan darat di Kecamatan Belitang III masih berupa jalan tanah, yaitu sepanjang 77 km yang tersebar di 16 desa. Dari keseluruhan jalan yang terdapat di Dalam Kecamatan Belitang III dilihat dari jenis permukaannnya, maka ada 6 desa yang belum memiliki jalan aspal maupun jalan diperkeras, yaitu Desa Karsa Jaya, Desa Windu Sari, Desa Karya Makmur, Desa Tri Karya, Desa Senu Marga dan Desa Nusa Maju Dengan kata lain, keseluruhan jalan di 6 desa tersebut masih berupa jalan tanah. Sehingga diperlukan perhatian yang lebih dari pemerintah daerah dalam hal penyediaan prasarana transportasi berupa jalan yang berkualitas lebih baik untuk memperlancar mobilitas penduduk, barang dan jasa dari dan ke dalam desa-desa itu. Sementara untuk jumlah angkutan darat di dalam Kecamatan Belitang III pada tahun 2006 adalah 116 unit, yang terdiri dari 79 unit truk/mobil barang, 11 unit mobil penumpang, dan 26 unit ojek motor.

http://www.okutimurkab.go.id

Kamis, 22 Januari 2009

OKU TIMUR Belitang Menjadi Kota Terpadu Mandiri

Belitang adalah satu dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Mayoritas penduduknya merupakan warga transmigrasi yang sudah beranak-pinak di tempat ini.

Kecamatan Belitang yang beribu kota Gumawang berjarak sekitar 360 kilometer dari ibu kota Sumatera Selatan, Palembang. Hampir seluruh wilayahnya dipenuhi hamparan padi yang tumbuh subur dan hijau. Mata semakin sejuk memandang aliran air Irigasi Upper Komering yang sehari-sehari menyirami ribuan hektare sawah di sana.

OKU Timur adalah daerah sentra produksi beras dan penyangga stok pangan Provinsi Sumatera Selatan. OKU Timur baru saja merayakan hari jadinya yang ketiga, setelah resmi menjadi salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten induk OKU.

Rabu, 17 Januari 2007 lalu, bertepatan dengan hari jadi ketiga OKU Timur, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang diwakili Dirjen P2MKT Departemen Transmigrasi, Joko Sidik Pramono, memukul gong sebagai simbol resminya Belitang menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM).

Joko Sidik Pramono, didampingi Gubernur Sumsel Syahrial Oesman dan Bupati OKU Timur H Herman Deru, berkenan meresmikan Tugu KTM yang terletak di pusat kota Gumawang. OKU Timur dengan penduduk sekitar 600 ribu jiwa itu sebanyak 65 persen merupakan para pendatang yang bermukin di tempat ini melalui program transmigrasi. Mereka tersebar di 127 desa transmigrasi dari 210 desa yang ada di wilayah OKU Timur.

Tak salah jika kita sebut OKU Timur sebagai kawasan transmigrasi, sebab program transmigrasi di daerah ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini. Program transmigran di sini berjalan berkesinambungan sehingga telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dan kemajuan OKU Timur.

Bertitik tolak dari besarnya potensi warga transmigrasi di daerah ini, Bupati OKU Timur Herman Deru kemudian mengusulkan agar Belitang menjadi Kota Terpadu Mandiri. Ketika ditemuai Suara Karya di sela-sela pencanangan KTM tersebut, H Herman Deru mengatakan, sebetulnya tidak hanya Belitang yang bisa menjadi KTM di OKU Timur. Ada dua daerah lain yang berpotensi sama menjadi KTM, yaitu daerah Batumarta dan Semendawai Suku III.

Menurut Herman Deru, dirinya sudah lama terpikir untuk mengusulkan Belitang sebagai kota mandiri. "Saya sebelumnya sudah terpikir kawasan ini mau jadi apa, sebab Gumawang sudah siap menjadi ibu kota. Apalagi dari sektor pendidikan di Belitang sudah ada hingga strata S2. Kebetulan ada program pusat KTM, saya lalu melakukan paparan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar Belitang menjadi KTM dan, alhamdulillah, beliau meresponnya," katanya.

Di Indonesia, ungkap Bupati Herman Deru, berdasarkan penilaian pusat ternyata kawasan yang paling siap untuk program KTM itu adalah OKU Timur. Apalagi KTM itu punya persyaratan minimal berpenduduk eks transmigrasi 9.000 kepala keluarga (KK). "Di Belitang penduduknya sudah 54.000 KK. Dan dari segi infrastruktur, Belitang sudah memiliki perbankan, pendidikan, pertanian, dan kita punya irigasi terbaik," ujarnya.

Menteri, menurut Herman Deru, juga mendorong agar jangan hanya satu KTM di OKU Timur, tetapi tiga, masing-masing Batumarta yang dihubungkan dengan jembatan yang saat ini di bangun di Desa Kotanegara dan Kecamatan Semendawai Suku III.

Sementara Dirjen P2MKT, Joko Sidik Pramono, mengatakan, di Belitang pembangunan KTM merupakan perwujudan dari cita-cita para pendahulu. Pembangunan transmigrasi kenyataannya ada yang menunjukkan keberhasilan yang membanggakan. Beberapa indikasi keberhasilan itu antara lain berkembangnya eks-eks transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan administrasi pemerintahan.

Keberhasilan ini bukan hanya prestasi sektor program sendiri, melainkan keberhasilan sinergi pembangunan semua instansi terkait. (Ida Syahrul)

Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=164848

Rabu, 21 Januari 2009

Kangen SMA-ku Xaverius 01 Belitang


Tulisan ini menandakan kalau saya rindu ingin kontak dengan alumni maupun guru-guru SMA Xaverius Belitang, maupun dengan adik-adik kelas. Masalahnya setiap saya googling ( pencarian kata melalui google ) kata SMA Xaverius 01 Belitang, saya tidak pernah menjumpai apa yang saya inginkan. Saya berharap dengan kemajuan teknologi informasi seperti ini kita seharusnya akan sangat mudah untuk berkomunikasi. Jangan kita kalah dengan SMA-SMA lainnya di belitang, atau yang lainnya. Paling tidak disini kita ( warga SMA Xaverius ) memiliki semacam blog, atau friendster, ataupun SMA Xaverius membuat website sendiri. Semoga tulisan ini dapat sampai ke guru-guru khususnya bidang IT di SMA Xaverius supaya mau membuat seperti milis di web…

Cah..... Nusa Tunggal
ASLI LHO...

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur)

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan. Kabupaten ini terbentuk sebagai pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu.


Iklim di Kabupaten OKU Timur termasuk tropis basah dengan variasi curah hujan antara 2.554 - 3.329 mm/tahun. Topografi di wilayah Kabupaten OKU Timur dapat digolongkan ke dalam wilayah datar (Peneplain Zone), bergelombang (Piedmont Zone), dan berbukit (Hilly Zone).


Batas-batas Wilayah : Utara Kecamatan Tanjung Lubuk dan Lempuing (Ogan Komering Ilir) Timur Kecamatan Lempuing dan Mesuji (Ogan Komering Ilir) Selatan Kabupaten Way Kanan (Provinsi Lampung) dan Kecamatan Simpang (Ogan Komering Ulu Selatan) Barat Kecamatan Lengkiti, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur dan Peninjauan (Ogan Komering Ulu) dan Muara Kuang (Ogan Komering Ilir)


Kabupaten OKU Timur memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas. Kabupaten OKU Timur juga merupakan salah satu daerah penghasil beras terbesar di Sumatera Selatan. Hal ini di dukung oleh Bendungan Perjaya dan jaringan irigasi yang memadai di daerah ini. Di sektor perkebunan, komoditi andalan dari Kabupaten OKU Timur adalah karet dan kelapa sawit.


Bahan galian merupakan salah satu aset Kabupaten OKU Timur untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi kekayaan alam Kabupaten OKU Timur meliputi batubara yang tersebar di Kecamatan Buay Madang, Madang Suku II, Martapura dan BP. Peliung.


Salah satu potensi wisata di Kabupaten OKU Timur adalah bendung perjaya Kecamatan Martapura. Bendung yang dibangun tahun 1991 ini, selain berfungsi sebagai sarana irigasi juga potensial untuk dijadikan obyek wisata alam sebagai sumber pendapatan daerah dan hiburan rakyat.

Selain itu juga wisata Danau Datuk juga memiliki potensi untuk dikembangkan. Letak Danau Datuk sekitar 40 km dari Ibukota Kabupaten, Martapura. Terletak di Desa Surabaya dan Desa Mendayun Kecamatan Madang Suku I.

Barack Hussein Obama Resmi Presiden AS

21 Jan 2009, www.detik.com

Washington -

Rakyat Amerika Serikat (AS) akhirnya resmi memiliki presiden ke-44. Pria tersebut adalah Barack Hussein Obama.

"Saya Barack Hussein Obama," begitulah awal ucapan Obama saat mengucapkan sumpahnya di depan jutaan rakyat AS.

Dalam tayangan langsung CNN, Rabu (2/1/2009), Obama kelihatan gugup saat diambil sumpahnya.

Di beberapa bagian, 'anak menteng' ini tampak meminta pengambil sumpahnya mengulangi kalimat yang harus diucapkannya. Namun, didampingi istrinya Michelle, akhirnya bisa menuntaskan pembacaan sumpahnya.

Usai membacakan sumpahnya, maka Barack Obama resmi menjadi presiden AS. Gemuruh elu membahana di Capitol Hill disertai wajah berseri rakyat AS.

Cegah Kecelakaan, Pasang Patok Pembatas

Sumeks Martapura, 21 jan 2009

Pemberian patok pembatas di bibir saluran irigas di Jl Inspeksi Irigasi Upper Komering Martapura OKUT memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Pantauan koran ini, Jl. Inspeksi Irigasi Upper Komering terbilang mulus, dan termasuk kawasan bebas hambatan. Hanya saja, pengemudi kerap lalai sehingga mengendarai kendaraan dengan berkecepatan tinggi. Karenanya, sering terjadi kecelakaan dimana kendaraan nyemplung ke saluran irigasi sedalam 4 meter.

Kapolres OKUT, AKBP Drs, Yosi Haryoso melalui Kasat Lantas AKP Syafruddin mengatakan bahwa penempatan sejumlah patok di bibir saluran irigasi merupakan upaya untuk mencegah kecelakaan. "Dengan adanya patok, pengemudi kita harapkan menjadi lebh berhati-hati," paparnya.

PEMERINTAH KABUPATEN OKU TIMUR



Belitang adalah kota terpadu yang berada di kabupaten oku timur. kini sudah mulai aman, indah dan menyenangakan. namun kadang kita takut bila mendengar kata ini tapi percayalah kota ini sungguh indah.

Dana Awal Berobat Gratis OKUT Rp 5,2 Miliar

Sriwijaya Post - 21/1/2009 16:50 WIB

MARTAPURA, RABU - Pemerintah Kabupaten OKU Timur melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menginstruksikan pada para Kepala Puskesmas untuk memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat yang berobat melalui program Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumatera Selatan Semesta (S3).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) OKUT, Drs Farid Fairuzi disela-sela rapat koordinasi persiapan pelaksanaan program Jamsoskes yang dihadiri para dokter dan kepala Puskesmas Se-OKUT, Rabu (21/1) menegaskan program ini diberikan bagi masyarakat yang selama ini tidak mendapatkan pelayanan kesehatan baik melalui program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) maupun melalui Asuransi Kesehatan (Askes).

"Bagi Masyarakat yang selama ini tidak terlayani Jamkesmas dan Askes sudah dapat menikmati berobat gratis berupa rawat jalan maupun rawat inap kelas tiga di RSUD OKUT maupun di Puskesmas tersebar di Kabupaten OKUT," ungkapnya.

Menurut Farid jumlah penduduk Kabupaten OKUT sebanyak 578.730 jiwa sebanyak 243.117 jiwa diantaranya yang sudah menikmati pelayanan kesehatan melalui program pemerintah baik Jamkesmas maupun Askes, sedangkan sisanya 355.613 jiwa sama sekali belum pernah menikmati pelayanan kesehatan secara cuma-cuma.

"Jadi warga OKUT yang akan menerima pelayanan kesehatan melalui program berobat gratis ini lebih kurang sebanyak 355.613 jiwa, dan saat ini kita telah menerima tranver dana dari Pemprov sebesar Rp 5,2 miliar," paparanya.

Untuk mensukseskan program provinsi ini pihaknya menurut Farid akan melakukan kerjasama dengan sejumlah rumah sakit sebagai rujukan selain RSUD OKUT Gumawang Belitang pihaknya juga akan merujuk pasien rawat inap kelas tiga ke RS Islam Gumawang dan RSMH Pelembang dan RS Ibnu Sutowo Baturaja OKU.

"Bagi pihak Puskesmas diintruksikan untuk dapat meningkatakan pelayanan dan perhatian khusus bagi pasien rawat inap jika memang diperlukan adanya rujukan segera rujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk," imbuhnya.

Disebutkan Farid, Kabupaten OKUT sejauh ini telah memiliki 22 Puskesmas yang tersebar di 20 Kecamatan, 11 Puskesmas diantaranya sudah memiliki pasilitas lengkap dan rawat inap yang 24 jam siap memberikan pelayanan.

Sementara itu Kepala RSUD OKUT dr Sindang Iwari menegaskan RS yang dipimpinnya sudah siap menerima pasien yang berobat melalui porgam Jamsoskes cukup dengan syarat melampirkan KTP dan Kartu Keluarga.

Berdasarkan pengamatan disejumlah Puskesmas rawat inap seperti Puskesmas Martapura tidak ada periapan khusus yang dilakukan namun dari segi kesiapan pihak Puskesmas sudah lebih awal memperiapkan diri terutama dibagian instalasi gawat darurat (IGD) yang buka selama 24 jam.

"Tidak ada persiapan khusus namun kita sudah dari dulu sudah siap sejak OKUT memberlakukan program berobat rawat jalan garis beberapa waktu lalu," ungkap dr Salmah selaku pimpinan Puskesmas ini.

Program berobat gratis di OKUT akan dibiayai secara sharing antara APBD Pemrov Sumsel dan APBD Pemkab OKUT dengan total Rp 19 miliar lebih dengan pembagian Rp 6 miliar atau 31 persen dari APBD OKUT sedangkan sisanya Rp 13 Miliyar atau 69 persen dibaiayai dari APBD Provinsi sebanyak Rp 5,2 Miliar diantaranya telah diterima Pemkab OKUT.

Waspada Titik Rawan Kriminal di OKU Timur

Setidaknya ada tiga titik rawan di kawasan Kab OKU Timur, yaitu Desa Gunung Batu Kec Cempaka, Simpang Tiga Rasuan Kec Semendawai Barat, serta daerah Muncak Kabau Kec Buay Pemuka Bangsa Raja. Ketiga tempat itu letaknya di Jalan Lintas Sumatera.

Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas Kepolisian Resor (Polres) OKU Timur AKP Raden Ali Jaya mengatakan, untuk mengatasi tiga titik rawan kriminal tersebut Pemkab OKU Timur bekerja sama dengan Kepolisian Resor (Polres) OKU Timur dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendirikan tujuh pos pengamanan Lebaran.

”Tujuh pos tersebut,di antaranya berada di Gunung Batu, Desa Simpang Rasuan, Desa Simpang Suka Raja, Desa Munca Kabau Buay Pemuka Bangsa Raja, Pasar Gumawang, Pasar Martapura, serta Desa Kota Baru,” kata Raden Ali Jaya.

Dia menambahkan, setiap pos akan ditempatkan 10 personel polisi dengan persenjataan lengkap, satu personel TNI dengan senjata lengkap, dua personel Dinas Perhubungan Pemkab OKU Timur, dua orang dari Dinas Polisi Pamong Praja (Pol PP), satu orang dari dinas kesehatan, dua personel dari Saka Bayangkara, serta dua orang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dia mengatakan, Pemkab OKU Timur merencanakan setiap pos akan ditempatkan satu buah mobil ambulans dari Dinas Kesehatan OKU Timur. ”Selain tiga kawasan rawan kriminal yang dilalui kendaraan lintas, ada satu kawasan yang masuk dalam rawan kriminal tetapi tidak masuk dalam kawasan lintas, yaitu Semendawai Suku (SS) III. Tiga daerah rawan kriminal yang ada di jalan lintas dan satu daerah yang rawan kriminal tidak dalam jalan lintas, adalah daerah rawan perampokan,” terangnya.

Selain empat kawasan masuk dalam rawan kriminal, terus dia, ada juga dua kawasan yang merupakan rawan longsor, yaitu kawasan Negeri Ratu Kec Bugga Mayang serta Desa Negeri Agung Kec Buay Pemuka (BP) Peliuang. ”Para pemudik juga diharapkan untuk berhati-hati di daerah rawan kecelakaan. Di OKU Timur, daerah yang rawan kecelakaan yaitu di kawasan Jalur Komering, antara Martapura menuju Kab Ogan Komering Ilir (OKI), rawan lakalantas,” katanya.